Kamis, 19 November 2015

Bisnis

Bisnis kopi sekarang ini telah menjadi usaha baru yang sangat menjajikan, dimana kopi sekarang ini tidak hanya menjadi bisnis yang hanya di buat untuk minuman kopi biasa saja tetapi juga bisa di inovasikan menjadi campuran makanan dan minuman baru yang di gemari oleh kalangan keluarga maupun mahasiswa.

kontak

NO. HP              : + 6285608574859
BBM                  : 59DOFA1E
LINE                  : Fahrizal_fahdil
ISTALGRAM    : Fahrizal_fahdil
EMAIL              :  Fahrizalfahdil19@gmail.com
ALAMAT          : Jl. Raya Tutur No.14 Nongkojajar 67165

Rabu, 18 November 2015

Sejara Kopi di Dunia

SEJARAH KOPI

Sejarah mencatat bahwa penemuan biji kopi sebagai minuman yang sangat berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Orang dari Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun yang lalu, atau 1000 tahun Sebelum Masehi. Kopi kemudian terus berkembang hingga sekarang ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia. Negara Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya dan kemudian di eksport di berbagai penjuru dunia. Di samping rasa dan aromanya yang sangat menarik, khasiat kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker , diabetes , batu empedu , dan berbagai penyakit jantung.

Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab : قهوة‎ dibaca qahwah yang artinya kekuatan, karena pada awal ditemukan kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kemudian diubah menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian diubah lagi menjadi koffie. Dalam bahasa Belanda Penggunaan kata koffie langsung diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang hingga saat ini dikenal dengan nama kopi.


Penemuan biji kopi sekitar tahun 800 Sebelum Masehi ada pendapat lain mengatakan jika tahun 850 Masehi. Pada saat itu, banyak orang di Benua Afrika, terutama orang dari bangsa Etiopia, yang mengonsumsi biji kopi yang dicampurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh. Penemuan kopi sendiri terjadi secara tidak sengaja ketika penggembala bernama Khalid seorang dari Abyssinia, mengamati kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam setelah memakan sejenis buah berry. Ia pun mencoba memasak dan memakannya. Kebiasaan ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika, namun metode penyajiannya masih menggunkan metode konvensional. Barulah beberapa ratus tahun kemudian biji kopi ini dibawa melewati Laut Merah dan tiba di Negara Arab dengan metode penyajian yang jauh lebih maju.

Sejarah Penyebaran Kopi Di Arab

Bangsa Arab yang memiliki peradaban yang jauh lebih maju daripada bangsa Afrika pada saat itu, tidak hanya memasak biji kopi, tetapi juga direbus untuk diambil sarinya Pada abad ke-13, umat Muslim banyak mengonsumsi minuman kopi ini agar ibadah tetap terjaga. Kepopuleran kopi pun turut meningkat seiring dengan penyebaran agama Islam pada saat itu hingga mencapai daerah Afrika Utara, Mediterania dan Negara India. Pada masa ini, belum ada budidaya tanaman kopi di luar daerah Arab karena bangsa Arab selalu mengekspor biji kopi yang infertil (tidak subur) dengan cara memasak dan mengeringkannya (coffee bean) terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan budidaya tanaman kopi tidak memungkinkan. Barulah pada tahun sekitar 1600-an, seorang peziarah dari negara India bernama Baba Budan berhasil membawa biji kopi fertil keluar dari kota Mekah dan menumbuhkannya di berbagai daerah di luar Arab. Dan hingga kini tumbuhan kopi menyebar di seluruh pelosok dunia.


Sejarah Penyebaran Kopi Di Eropa

Venesia adalah kota perdagangan kopi di era awal masuknya kopi di Benua Eropa. Biji kopi dibawa masuk pertama kali ke Eropa secara resmi pada tahun 1615 oleh seorang saudagar dari kota Venesia. Ia mendapatkan pasokan biji kopi dari orang dari negara Turki, namun jumlah saat itu, jumlahnya tidaklah mencukupi kebutuhan pasar, yang permintaannya sangat tinggi. Oleh kerena itu, bangsa di Eropa mulai membudidayakan tanaman kopi. Bangsa Belanda adalah salah satu negara Eropa pertama yang berhasil membudidayakannya pada tahun 1616.

Sejarah Penyebaran Kopi di Benua Amerika

Pada tahun 1727, pemerintah Brasil berinisiatif untuk menurunkan harga pasaran kopi di daerahnya, karena pada saat itu kopi masih dijual dengan harga mahal dan hanya bisa dinikmati oleh kalangan elit yang kaya raya. Oleh karena itu, pemerintah Brasil mengirimkan agen khusus, Letnan Kolonel Francisco de Melo Palheta, untuk menyelinap masuk ke Perancis dan membawa pulang beberapa bibit kopi. Perkebunan kopi di Perancis memiliki penjagaan yang sangat ketat sehingga hal tersebut tidak memungkinkan. Palheta pun mencari jalan lain dengan cara mendekati istri gubernur. Sebagai hasil kerja kerasnya, ia membawa pulang sebuah buket berisi banyak bunga kopi yang diberikan oleh istri gubernur seusai jamuan makan malam. Dari pucuk-pucuk inilah bangsa Brasil berhasil membudidayakan kopi dalam skala yang sangat besar sehingga bisa dikonsumsi oleh semua orang.


Sejarah Penyebaran Kopi di Indonesia

Pada era Tanam Paksa atau Cultuurstelsel (1830—1870) masa penjajahan Belanda di Indonesia, pemerintah Belanda membuka sebuah perkebunan komersial pada koloninya di Hindia Belanda, khususnya di pulau Jawa, pulau Sumatera dan sebahagian Indonesia Timur. Jenis kopi yang dikembangkan di Indonesia adalah kopi jenis Arabika yang didatangkan langsung dari Yaman. Pada awalnya pemerintah Belanda menanam kopi di daerah sekitar Batavia (Jakarta), Sukabumi, Bogor, Mandailing dan Sidikalang.

Kopi juga ditanam di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra, Sulawesi, Timor dan Flores. Pada permulaan abad ke-20 perkebunan kopi di Indonesia mulai terserang hama, yang hampir memusnahkan seluruh tanaman kopi. Akhirnya pemerintah penjajahan Belanda sempat memutuskan untuk mencoba menggantinya denga jenis Kopi yang lebih kuat terhadap serangan penyakit yaitu kopi Liberika dan Ekselsa. Namun didaerah Timor dan Flores yang pada saat itu berada di bawah pemerintahan bangsa Portugis tidak terserang hama meskipun jenis kopi yang dibudidayakan disana juga kopi Arabica.Pemerintah Belanda kemudian menanam Kopi Liberika untuk menanggulangi hama tersebut.


Varietas ini tidak begitu lama populer dan juga terserang hama. Kopi Liberika masih dapat ditemui di pulau Jawa, walau jarang ditanam sebagai bahan produksi komersial. Biji kopi Liberika sedikit lebih besar dari biji kopi Arabika dan kopi Robusta. sebenarnya, perkebunan kopi ini tidak terserang hama, namun ada revolusi perkebunan dimana buruh perkebunan kopi menebang seluruh perkebunan kopi di Jawa pada khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya. Tapi saat ini Indonesia menjadi Negara Penghasil Biji Kopi Terbesar No. 3 di dunia.

Tentang Kopi Luwak

           Asal mula Kopi Luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di Hindia Belanda terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Salah satunya adalah bibit kopi arabika yang didatangkan dari Yaman. Pada era "Tanam Paksa" atau Cultuurstelsel (1830—1870), Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, akan tetapi penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu.


               Kemudian pekerja perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna. Biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi luwak.Kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya tercium oleh warga Belanda pemilik perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman kolonial.

         Luwak, atau lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Dengan indera penciumannya yang peka, luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul matang optimal sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang masih dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak.


        Hal ini terjadi karena luwak memiliki sistem pencernaan yang sederhana, sehingga makanan yang keras seperti biji kopi tidak tercerna. Biji kopi luwak seperti ini, pada masa lalu hingga kini sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami di dalam sistem pencernaan luwak. Aroma dan rasa kopi luwak memang terasa spesial dan sempurna di kalangan para penggemar dan penikmat kopi di seluruh dunia.

         Kopi Luwak yang diberikan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono kepada PM Australia, Kevin Rudd, pada kunjungannya ke Australia di awal Maret 2010 menjadi perhatian pers Australia karena menurut Jawatan Karantina Australia tidak melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Pers menjulukinya dung diplomacy.

Mengenal Kopi Robusta Dan Arabika

Kopi Arabica

Kopi arabika (Coffea arabica) tumbuh di daerah dengan ketinggian 700-1700 mdpl, suhu 16-20 °C, beriklim kering tiga bulan secara berturut-turut. Kopi arabika peka terhadap penyakit karat daun Hemileia vastatrix (HV), terutama bila ditanam di daerah dengan elevasi kurang dari 700 mdpl.
Kopi yang berasal dari Brasil dan Etiopia ini menguasai 70% pasar kopi dunia. Kopi arabika memiliki banyak varietas, tergantung negara, iklim, dan tanah tempat kopi ditanam. Kita bisa menemukan kopi toraja, mandailing, kolumbia, brasilia, dan lain sebagainya. Antara kopi arabika yang satu dan yang lain punya perbedaan rasa.


Berikut ciri-ciri kopi arabika:


  • Aromanya wangi sedap mirip percampuran bunga dan buah. Hidup di daerah yang sejuk dan dingin.
  • Memiliki rasa asam yang tidak dimiliki oleh kopi jenis robusta.
  • Memiliki bodi atau rasa kental saat disesap di mulut.
  • Rasa kopi arabika lebih mild atau halus.
  • Kopi arabika juga terkenal pahit.


Ciri-ciri Pohon Arabica:


  • Lebih susah dipelihara.
  • Cenderung tumbuh di daratan tinggi (1000m – 2000m).
  • Jumlah biji kopi yang dihasilkan lebih rendah.
  • Butuh waktu 9 bulan untuk proses bunga -> buah.
  • Berbuah di suhu yang lebih dingin


Kopi Robusta

Kopi Robusta merupakan keturunan beberapa spesies kopi, terutama Coffea canephora. Tumbuh baik di ketinggian 400-700 m dpl, temperatur 21-24° C dengan bulan kering 3-4 bulan secara berturut-turut dan 3-4 kali hujan kiriman. Kualitas buah lebih rendah dari Arabika dan Liberika.
Menguasai 30% pasar dunia. Kopi ini tersebar di luar Kolumbia, seperti di Indonesia dan Filipina. Sama seperti arabika, kondisi tanah, iklim, dan proses pengemasan kopi ini akan berbeda untuk setiap negara dan menghasilkan rasa yang sedikit banyak juga berbeda.



Berikut Ciri-ciri kopi robusta:


  • Memiliki rasa yang lebih seperti cokelat.
  • Bau yang dihasilkan khas dan manis.
  • Warnanya bervariasi sesuai dengan cara pengolahan.
  • Memiliki tekstur yang lebih kasar dari arabika.


Ciri – ciri Pohon Robusta :


  • Lebih rentan diserang serangga.
  • Tumbuh di daratan rendah (700 m dpl).
  • Jumlah biji kopi yang dihasilkan lebih tinggi.
  • Butuh waktu 10-11 bulan untuk proses bunga -> buah.
  • Berbuah di suhu udara yang lebih hangat

Kopi Kopi khas Indonesia

1. Kopi Gayo
Kopi Gayo berasal dari Propinsi paling barat Indonesia, yaitu Aceh, dikembangkan di tiga kabupaten yang berada di Aceh yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues yang memiliki kesesuaian tempat yang cocok untuk menghasilkan biji kopi dengan kualitas premium. Pemasaran Kopi Gayo sendiri berhasil menembus konsumennya di Asia, Eropa dan Amerika.

2. Kopi Sidikalang
Adalah salah satu jenis kopi arabica asli Indonesia yang telah dikenal masyarakat dunia, karena memiliki cita rasa yang kuat dan nikmat. Tumbuh subuh di dataran tinggi vulkanis yang kaya mineral membuat kopi Sidikalang memiliki biji kopi berkualitas tinggi. Kopi Sidikalang, yang mengambil nama dari sebuah kecamatan di Kabupaten Dairi, merupakan ikon dari kopi Sumatra Utara.

3. Kopi Liwa
Kopi yang termasuk dalam kategori Kopi Luwak ini, berasal dari Kabupaten Liwa, Propinsi Lampung. Cara pengolahan kopi jenis ini adalah dengan disangrai dengan mencampurkan potongan pinang atau ginseng. Keharuman aroma berkualitas dan tergolong dalam kopi dengan harga yang mahal tersebut, berhasil masuk ke pasar pecinta Kopi mancanegara di Amerika.

4. Kopi Toraja Kalosi
Kopi Toraja Kalosi berasal dari Propinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di daerah pegunungan Toraja. Aroma yang kaya, dan tingkat keasaman yang seimbang, menjadikan Kopi Toraja Kalosi sebagai kopi berkualitas tinggi yang menjadi komoditas ekspor favorit ke mancanegara.


5. Kopi Flores
Kopi yang satu ini berasal dari Kabupaten Ngada, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Bersumber pada jenis kopi Arabica, kopi Flores merupakan kopi dengan kualitas terbaik diantara beberapa jenis kopi yang berasal dari Indonesia, selain itu kopi ini juga termasuk salah satu incaran penikmat kopi mancanegara.

6. Kopi Wamena
Bersumber dari wilayah pegunungan dari Kabupaten Wamena di Propinsi Papua, memiliki kualitas tinggi karena termasuk jenis Kopi Arabica yang berasal dari biji kopi dengan penanaman serta pemeliharaan secara organik. Kopi Wamena juga termasuk jenis kopi terbaik yang memiliki rating lebih baik dibanding beberapa jenis kopi lainnya di Indonesia, dan tentunya juga menjadi salah satu jenis kopi yang berhasil merambah pasar internasional.